KaltimBersinar, Samarinda – Polemik seputar dugaan BBM bermasalah di Kalimantan Timur kini menjadi sorotan serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Wakil Gubernur Kaltim, H. Seno Aji, memastikan pihaknya akan segera menindaklanjuti keresahan publik dan menagih pertanggungjawaban dari pihak Pertamina Regional Kalimantan.
“Saya segera follow up ke Pertamina,” ujar Seno Aji, menanggapi keluhan masyarakat.
Keluhan utama datang dari pengendara roda dua dan ojek online (ojol) yang mengaku kendaraannya menjadi “brebet”, bahkan sampai mati mesin setelah mengisi BBM dari beberapa SPBU di Samarinda dan sekitarnya. Meski pihak Pertamina berkali-kali menegaskan bahwa Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo telah sesuai standar Kementerian ESDM, kenyataan di lapangan menunjukkan banyaknya kasus kerusakan kendaraan akibat dugaan penurunan kualitas bahan bakar.
Wagub Seno Aji menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan meminta agar data SPBU yang dicurigai bermasalah segera dihimpun oleh komunitas ojol dan masyarakat. Data tersebut akan dijadikan dasar untuk menelusuri sumber masalah dan mengecek kualitas BBM secara langsung.
“Akan lebih baik jika teman-teman ojol bisa mencatat SPBU mana saja yang bermasalah berdasarkan struk pembelian BBM, SPBU dengan nomor berapa dan lokasi dimana. Kita akan lakukan pengecekan kualitas BBM-nya,”
tegasnya.
Pemprov juga siap memanggil pimpinan Pertamina Regional Kalimantan untuk mencari solusi konkret. “Bagaimanapun juga Pertamina harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ivan Jaya, Ketua Umum Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos) menyambut baik langkah Wagub. Ia mengatakan pihaknya telah menyerahkan sampel BBM yang diduga tercampur saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 9 April 2025 lalu.
“Jika POM-nya disidak terus, hasilnya akan sama seperti sebelumnya: tak ada solusi, hanya pernyataan semu. Sampel BBM oplosannya sudah kami berikan ke Pertamina saat RDP, dan kemarin tim mereka kembali meminta sampel tambahan untuk diuji di Jakarta,” jelas Ivan.
Menurutnya, sebanyak 657 kendaraan ojol mengalami kerusakan akibat BBM yang diduga bermasalah, dan ia siap membuktikannya jika diminta.
Selain mendesak bengkel perbaikan gratis bagi korban, Ivan juga memperingatkan bahwa pihaknya bisa melakukan aksi lebih lanjut apabila tidak ada kejelasan realisasi dalam waktu dekat.
“Kami masih tunggu realisasinya. Kalau prosedurnya dipersulit atau terlalu lama, artinya Pertamina tidak komitmen dengan hasil RDP. Kami akan turun aksi untuk segel Depo Pertamina,”
tegasnya.